Posted by : Unknown Sabtu, 15 Juni 2013

ANALISA ION-ION ANORGANIK DALAM URIN

PEMBAHASAN

            Urin mengandung zat-zat terlarut buangan dari proses metabolisme tubuh. Umumnya produk buangan ini adalah urea, yaitu suatu senyawa organik. Berikutnya adalah ion-ion Cl- dan Na+. Ion-ion anorganik lain dengan konsentrasi 0,01% atau lebih dalam individu sehat meliputi NH4+, K+, Ca2+, PO43-, dan SO42-.
            Pada percobaan ini akan dilakukan tes urin untuk mendeteksi adanya ion-ion Na+, NH4+, Ca2+, Cl-, dan SO42-. Untuk mengetahui masing-masing ion yang akan dianalisa, sebelumnya dilakukan tes pada larutan standar yang telah diketahui kandungan ionnya.
            Percobaan pertama adalah uji ion natrium (Na+). Praktikan mengambil 2 mL urin dari botol sampel ke tabung reaksi dan ditambahkan 10 tetes HCl 6 M. Selanjutnya, praktikan memasukkan kawat nikrom bersih ke dalam urin yang telah diasamkan terrsebut. Kawat nikrom diuji nyala pada daerah oksidasi dan hasilnya adalah urin positif mengandung ion Na+ karena karakteristik warna kuning yang dihasilkan dari pembakaran bunsen dari standarnya maupun dari sampel urin sendiri sama. Warna nyala yang dihasilkan pada pengujian ini adalah nyala kuning. Nyala kuning ini memiliki panjang gelombang sebesar 570-590 nm
            Percobaan kedua adalah  uji ion NH4+. Praktikan mengambil 2 mL botol sampel ke tabung reaksi dan ditambahkan 10 tetes NaOH 6M. Setelah itu, campuran dalam tabung rekasi tersebut dipanaskan dan diletakkan kertas lakmus merah di atas tabung reaksi. Kertas lakmus merah berubah biru akibat dari adanya penguapan gas amoniak ketika sampel direaksikan dengan basa kuat. Hal ini menunjukkan bahwa urin posirif mengandung ion NH4+ dengan persamaan reaksi (Reni Banowati. 2013. Panduan Praktikum Kimia Anorganik II) :
                                    NH4+ + OH- à NH3 + H2O
                                                            Mengubah kertas lakmus merah menjadi biru
            Percobaan ketiga adalah uji ion Ca2+. Praktikan mengambil 2 mL botol sampel ke tabung reaksi dan ditambahkan 10 tetes (NH4)2C2O4 0,2 M. Pada percobaan ini diperoleh endapan putih secara perlahan seperti yang terjadi pada pengujian larutan standar warna larutan putih suram.Hal ini menunjukkan bahwa urin positif mengandung ion Ca2+ dengan persamaan reaksi (Reni Banowati. 2013. Panduan Praktikum Kimia Anorganik II) :
                                    Ca2+ + C2O4- à CaC2OH4
                                                            Menyebabkan warna larutan putih suram
            Percobaaan keempat adalah uji ion Cl-. Praktikan mengambil 2 mL botol sampel ke tabung reaksi dan ditambahkan 10 tetes HNO3 6 M. Penambahan HNO3 6 M bertujuan mencegah interverensi ion PO43-, agar ion Cl- dapat bereaksi dengan larutan CuSO4 membentuk endapan putih CUCl2. Setelah ditambahkan 10 tetes HNO3, kemudian ditambahkan 5 tetes CuSO4 0,1 M. Percobaan ini menghasilkan warna urin berubah menjadi kuning pudar. Hasil ini berbeda dengan uji pada larutan standar yang menghasilkan warna larutan hijau muda bening. Hal ini menunjukkan bahwa urin tidak mengandung ion Cl- sesuai dengan persamaan (Vogel. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro) ;
                                    Ag+ + Cl- à AgCl
             Percobaan kelima adalah uji ion SO4-. Praktikan mengambil 2 mL botol sampel ke tabung reaksi dan ditambah 5 tetes HCl 6 M. Penambahan HCl 6 M bertujuan untuk mencegah interverensi ion PO43- terhadap tes SO42- dapat bereaksi dengan larutan BaCl2 membentuk endapan putih BaSO4. Setelah ditambahkan 5 tetes HCl 6 M, kemudian ditambahkan 10 tetes BaCl2 0,1 M. Percobaan ini diperoleh endapan akan tetapi warna larutan menjadi kuning keruh. Hal ini menunjukkan bahwa urin positif mengandung ion SO42- dengan persamaan reaksi (Vogel. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro) :
                                    Ba2+ + SO42- à BaSO4
                                                            Endapan putih
            Pada sampel urin yang  digunakan berwarna kuning pekat. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi urin adalah (Wattumena, JR dan Elin Yuilinah S. 1985. Fisiologi Manusia II Sistem Transport dan Metabolisme) :
1.     Jumlah air yang diminum.
2.     Sistem saraf.
3.     Hormon ADH.
4.     Banyaknya garam yang harus dikeluarkan dari daerah agar tekanan osmosis tetap.
5.     Pada penderita diabetes melitus, pengeluaran glukosa diikuti oleh kenaikan volume urin.
Warna urin yang kuning pekat juga bisa menjadi indikator jika si pemilik urin terkena baru ginjal. Sebaliknya, jika urin berwarna bening atau tidak berwarna menunjukkan bahwa si pemilik urin cukup dalam mengkonsumsi air putih atau kandungan ion-ion anorganik dalam urin dapat memberikan banyak informasi. Informasi-informasi penting itu dapat diperoleh dari misalnya analisis narkoba, uji kehamilan dan uji sukrosa.

A.   KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ;
a.       Mahasiswa telah mampu untuk melakukan analisa ion-ion anorganik dalam urin.
Sampel urin positif mengandung ion Na+, NH4+, Ca2+, dan SO42-, namun pada sampel tdak mengandung ion Cl-.

Foto Praktikum : 








DAFTAR PUSTAKA 


Day jr, underwood. 1999. Anlisa Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta

Svehla, G, 1979. Buku teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro Edisi ke V. kalman Media Pustaka. Jakarta

 R.A.DAY,JR. Dan A.L.Underwood. 1995. “ Analisis kimia kuantitatif". Jakarta: erlangga.

 Svehla,G.1985. Analisis Anorganik kuantitatif. Jakarta: Kaiman media pustaka.

 Cotton dan wilkinson.1989. Kimia Anorganik Dasar. Universitas Indonesia: Jakarta.
Menurut Anonim ( 2010 ) kesetimbangan suatu reaksi dipengaruhi oleh 4 faktor :
Perubahan Konsentrasi
Menurut hukum massa, laju kecepatan reaksi antara A dan B juga bertambah jika konsentrasi A bertambah, perubahan konsentrasi dari zat yang terlibat dari suatu reaksi sistem dalam kesetimbangan, namun tidak mempengaruhi harga tetapan kesetimbangan
Perubahan suhu
Bila suhu dinaikkan kecepatan reaksi akan naik pula. Dan sebaliknya bila suhu diturunkan kecepatan reaksi akan berkurang pula. Suhu berpengaruh pada pergeseran kesetimbangan dengan bergantung pada nilai perubahan entalpi. Hal ini senada dengan hukum vant hoff yang berbunyi “ jika sistem berada dalam kesetimbangan bergeser kearah reaksi endoterm dan penurunan suhu menimbulkan pergeseran kearah reaksi eksoterm.
Pengaruh tekanan dan volume
Bila tekanan kesetimbangan gas diperbesar, kesetimbangan bergeser kearah molekul yang terkecil dan sebaliknya bila tekanan diperkecil arah kesetimbangan bergeser kearah molekul yang besar. Penambahan dan pengurangan bersifat antagonis dengan volum sesuai hukum boyle “ Apabila tekanan gas diperbesar maka volumenya akan mengecil dan sebaliknya bila tekanan diperkecil maka volume akan membesar “ Namun hal ini akan hanya terjadi dengan suhu tetap.
Pengaruh katalis
Katalis bila dipergunakan untuk memperluas sesuatu yang dibutuhkan untuk mencapai kesetimbangan kmia suatu reaksi. Akan tetapi katalis tidak mempengaruhi jumlah total energy yang diserap untuk dilepaskan dalam suatu sistem, sehingga secara teoritis katalis tidak dapat mengubah posisi kesetimbangan, tetapi mempercepat kedua arah reaksi secara sebanding.
Dalam larutan terdapat dua macam kesetimbangan kemungkinan terjadinya kesetimbangan. Kesetimbangan yang terbentuk adalah dapat berupa kesetimbanga heterogen ataupun homogeny adalah kesetimbangan yang terjadi pada campuran larutan dalam fase yang sama, sedangkan kesetimbangan heterogen merupakan kesetimbangan yang terjadi antara dua fase yang berbeda. Senyawa – senyawanya tertentu biasanya ada yang terurai sempurna ataupun sebagian. Penguraian ini dikenal sebagai disosiasi . Apabila terjadi reaksi sebaliknya bagian senyawa yang terdisosiasi disebut derajat disosiasi ( Tim Dosen kimia, 2010 : 21 ).
Iodiun iodide sedikit larut dalam air mirni namun larut dlam air yang mengandung Ion iodide misalnya dalam larutan kalium iodide, iodium dan iod dalam larutan air akan membentuk ion triodida dan reaksinya merupakan reaksi kesetimbangan ( Tim Dosen Kimia , 2010 ; 21 ).

Istiningrum, Reni Banowati. 2013. Panduan Praktikum Kimia Anorganik II. D III Analis Kimia. Universitas Islam Indonesia.

Vogel. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro (Bagian I & II). Jakarta: Kalman Media Pustaka

Wattumena, JR dan Elin Yuilinah S. 1985. Fisiologi Manusia II Sistem Transport dan Metabolisme. ITB : Bandung.

http://id.wikipedia.org/wiki/urin (diakses pada tanggal 24 Mei 2013)

http://id.wikipedia.org/wiki/Spektrum_kasat_mata (diakses pada tanggal 15 Juni 2013) 


Created By Kelompok 5 :

1. Rio Ghalib Rofiansyah 
2. Mariya Listiyani
3. Denda Fitria Hidayah 
4. Siti Khoiratul Armala 
5. Eko Aditya Priyadi 
6. Suciana Ayu Diatmika 
7. Prathivia A. Dewi 
8. Teguh Prasetyo 
9. Anisa Tri Utami

{ 1 komentar... read them below or add one }

  1. koq ada tambahan lain setelah daftar pustaka, itu pembahasan untuk apa? sepertinya itu masuk ke percobaan 5 ya. pembahasan dan kesimpulannya baik, tapi seharusnya gambarnya masuk dalam pembahasan dan diberi keterangan sehingga akan jauh lebih menarik.

    BalasHapus

Welcome to My Blog

Popular Post

- Copyright © Praktikum Kimia Anorganik II -Praktikum Kimia Anorganik 2- Powered by Blogger - Designed by RGR -