Posted by : Unknown
Sabtu, 15 Juni 2013
PENENTUAN BESI DENGAN METODE KOLORIMETRI
Kolorimetri merupakan teknik analisis kuantitatif yang digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu zat dengan cara membandingkann intensitas cahaya pada larutan sampel dengan larutan standar.
Factor kunci dari analisis kolorimetri adalah pembentukan senyawa berwarna, senyawa yang memiliki sifat berwarna ini adalah senyawa komplek. Senyawa komplek adalah senyawa yang terbentuk melalui ikatan koordinasi, yakni ikatan kovalen koordinasi antara ion/atom pusat dengan ligan(gugus pelindung). Pada umumnya atom pusat merupakan suatu logam, terutama logam-logam transisi, sedangkan ligan atau gugus pelindung merupakan ato/ion bagian dari senyawa koordinasi yang berada dibagian luar sebagai pemberi pasangan electron.
Senyawa komplek dapat berwarna karena senyawa tersebut menyerap energy pada daerah sinar tampak. Penyerapan energy tersebut digunakan untuk melakukan promosi atau transisi elektronik pada atom pusat. Pada kompleks yang berkarakter d1-d9 merupakan kompleks yang memiliki warna dikarenakan adanya transisi elektronik pada orbital d.
Dari percobaan yang telah dilakukan didapat reaksi oksidasi dari Fe2+ menjadi Fe3+ dengan kalium permanganate sebagai oksidator.
Fe3+ + SCN- [FeSCN]2+
Fe3+ + SCN- [FeSCN]2+
Salah satu aplikasi dari analisis kolorimetri adalah penenetuan ion besi (III). Factor kunci dari analisis kolorimetri adalah pembentukan senyawa berwarna. Salah satu senyawa yang memiliki sifat berwarna adalah senyawa komplek. Prinsip analis menggunakan metode kolorimetri yaitu berdasarkan tercapainya kesamaan besaran warna antara larutan sampel dengan larutan standar dengan menggunakan sumber cahaya polikromatis dan sumber mata. Keuntungan utama dari metode kolorimetri ini diantaranya memberikan cara sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil.
Dalam percobaan sampel yang digunakan adalah zat besi yang terkandung pada suplemen “sangobion” yang lalu ditumbuk atau dihaluskan agar mudah dalam penimbangan, setelah ditimbang selanjutnya sampel ditambah dengan larutan asam sulfat, lalu dilarutkan menggunakan stirrer. Setelah dilarutkan ditambah dengan larutan kalium permanganate tetes pertetes hingga mengalami perubahan warna menjadi ungu muda. Larutan yang didapat dimasukan dalam labu ukur 250mL lalu diencerkan hingga tanda batas. Setelah didapat pengencerannya, diambil 5mL lalu dilakukan pengenceran kembali. Dari pengenceran yang terakhir ini lalu diambil sebanyak 10mL dan dimasukan dalam labu ukur lain dan ditambahi larutan KSCN 10% beserta aquades. Larutan yang didapat selanjutnya dibandingkan dengan warna seri larutan standar. Hasil yang didapat larutan sampel dari percobaan yang telah kami lakukan tidak ada kesamaan dengan salah satu seri warna larutan standar yang disebabkan karena terjadi kesalahan pada saat pengenceran walau telah dilakukan ulang sebanyak dua kali.
Foto Praktikum :
gambarnya bagus, perbedaan warnanya jelas, sayang tidak ada keterangan gambar, teorinya juga kurang, tidak ada indeks dan daftar pustaka, untuk pembahasan yang selanjutnya saya harap akan lebih baik lagi, teruskan menulis, memberikan informasi yang bermanfaat. kimia itu menarik.
BalasHapus